Sigi,Portalsulawesi.Id- Jika selama ini ada yang menganggap bahwa kerja seorang jurnalis hanyalah berburu isu dan berita , itu adalah segelintir kecil aktivitas para kuli tinta yang diketahui publik. Para jurnalis juga memiliki sifat sosial yang tinggi dan kepedulian luarbiasa , salah satunya aksi pungut sampah di salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Tengah.
Dengan memikul ransel dan peralatan lapangan, tujuh jurnalis asal Kota Palu menaklukkan puncak gunung Nokilalaki di Kabupaten Sigi. Gunung yang dapat dilihat dari arah selatan Kota Palu karena tinggi menjulang diantara hamparan pegunungan dikabupaten Sigi merupakan salah satu lokasi pendakian favorit warga Sulteng yang hoby melakukan pendakian.
Untuk mencapai kaki Gunung Nokilalaki, para jurnalis menempuh jarak 62 Kilometer dari Kota Palu menuju Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi , Gunung Nokilalaki berada dikawasan Konservasi Taman Nasional Lore Lindu, pendakian puncak Gunung Nokilalaki dilakukan pada 28 – 29 April 2023. Uniknya , para jurnalis ini tidak hanya diniatkan untuk menaklukan gunung berketinggian 2.335 meter itu akan tetapi perjalanan itu juga diisi dengan kegiatan mengumpulkan sampah plastik yang bertebaran di dua titik perhentian, yakni di shelter dua dan shelter tiga.
Hasilnya, terkumpul sedikitnya tiga kilogram sampah plastik yang ditinggalkan pendaki lainnya. Selain sampah botol ada pula bungkus rokok, bungkus makanan, kemasan kue dan tas keresek, galon mini hingga sepatu dan sandal rusak yang berserakan begitu saja.
Amar Sakti, Jurnalis Mercusuar yang sudah berpengalaman melakukan pendakian di beberapa gunung di Indonesia, mengatakan, sampah yang tinggalkan begitu saja, dipastikan bukan dilakukan oleh kelompok pencinta alam. ”Biasanya dilakukan oleh pendaki baru yang coba-coba,” katanya. Mestinya saat melakukan pendakian material sampah non organik tidak perlu dibawa. Jika dibawa maka harus diminimalkan. Jika sudah kehabisan energi, tidak ada lagi fikiran untuk membawa kembali sampah-sampah itu. Apa lagi jika pendaki yang bersangkutan tidak menyiapkan wadah untuk menampung sampah selama di perjalanan.
Abdul H Faiz wartawan Metro Sulawesi yang terlihat gesit mengumpulkan sampah-sampah plastik mengatakan, sebelumnya ia dan teman-temannya pernah melakukan pendakian dengan misi mengumpulkan sampah di dua titik perhentian (shelter dua dan tiga) tempat peristrahatan sebelum menuju puncak. Hasilnya dua kantong plastik besar, mereka kumpul dan angkut kembali. Wartawan yang hobi mendaki ini bilang, saat melakukan pendakian seminim mungkin wadah plastik ditiadakan. Jika harus membawa air bisa diganti dengan wadah tumbler. Namun kata dia, misi membersihkan sampah plastik yang dilakukannya bersama kawan-kawannya tak kunjung menyadarkan pendaki pemula untuk tak meninggalkan sampah. ”Buktinya sampah masih terus ada,,” katanya sambil mengangkat tas keresek bermerek ritel waralaba tertentu.
Heri Susanto Jurnalis liputan6.com, bilang saatnya otoritas pengelola pendakian Gunung Nokilalaki mendirikan chek point di pintu terakhir sebelum titik pendakian. Fungsinya untuk mengecek material apa saja yang dibawa selama mendaki. Saat turun, barang pendaki dicek kembali. ”Ini untuk memastikan mereka tidak meninggalkan sampah di atas gunung. Jika terbukti ada material sampah yang tertinggal maka harus diberi punishment dalam bentuk denda, untuk memberi efek jera,” katanya menyarankan.

Mita Meinansi Jurnalis Metro TV, mengamini saran Heri Susanto tersebut. Menurut Mita jika tidak dibuatkan aturan ketat soal perilaku pendaki – maka sampah plastik akan menjadi pemandangan biasa di jalur pendakian Gunung Nokilalaki.
Dari tujuh orang Jurnalis Kota Palu yang menaklukkan Gunung Nokilalaki ini , tampak ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Yardin Hasan juga turut andil dalam aksi sosial ini . Jurnalis senior ini bahkan terlihat bersemangat menapak rute pendakian menuju puncak Gunung Nokilalaki, sesekali tangan yang kesehariannya aktif menyusun kata merangkai berita ini tampak piawai memungut sampah yang berceceran disepanjang rute menuju puncak tersebut.
Senyum mengembang puas takkala para Jurnalis Kota Palu ini membentangkan Bendera Merah Putih dipuncak Gunung Nokilalaki , lelah meniti jalur pendakian dan memungut sampah terbayar tunai dengan keberhasilan menaklukkan puncak Gunung Nokilalaki ,tak terlihat rasa letih diwajah mereka ,hanya senyum yang terus mengembangkan diantara pepohonan serta hawa dingin yang menusuk tulang.***
Sumber : AJI Kota Palu
Editor : Heru