Mamuju Tengah,Portalsulawesi.Id- Paket Pembangunan Gedung perpustakaan Daerah di Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah dianggarkan melalui alokasi DAK tahun 2023 mulai menebar aroma tidak sedap.
Dalam penelusuran dokumen digital dalam layanan yang disediakan pemerintah, ditemukan sejumlah persoalan dan inilah yang menyeruak pasca pekerjaan tersebut diputus kontraknya.
Dalam penelusuran data digital itu, proyek yang dimenangkan oleh CV. Mattampa Jaya yang beralamatkan di Jalan Trans Sulawesi, Desa Tobadak, Mamuju Tengah, dalam data tercatat bahwa semula bunyi lelang dengan nominal Rp.9.750.000.000. Saat pengumuman pemenang, perusahaan CV. Mattampa Jaya adalah satu-satunya perusahaan yang memasukkan dokumen pasca mendaftar pada paket ini dengan nilai penawaran terkoreksi berkontrak yakni Rp.9.747.780.006.39.
Pada saat paket ini dilelang, ada 10 perusahaan yang mendaftar sebagai perusahaan yang mengikuti lelang. Tetapi hingga lelang ditutup dan diumumkan pemenang, hanya satu perusahaan yang melengkapi dokumen tender dan dinyatakan pemenang, yakni CV. Mattampa Jaya.
Saat ini, pekerjaan yang bobot pekerjaannya mencapai 90.84 persen telah diputus kontraknya oleh Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Mamuju Tengah.
Hal ini seperti ditegaskan Pejabat Pelaksana Tehnis Kegiatan, Ifrad saat dikonfirmasi wartawan transtipo.com beberapa waktu lalu.
“Bangunan ini anggaran DAK pusat, Rp11 miliar,. Masa kontrak dengan pihak pelaksana, penyedia, berakhir pada tanggal 10 Oktober 2023, saat itu belum rampung baru 90,84%, sehingga diberikan perpanjangan waktu 50 hari, namun pihak pelaksana belum juga bisa merampungkan sehingga kita lakukan pemutuskan kontrak pada tanggal 29 November 2023,” jelas Ifrad, seperti dilansir dari transtipo.com.
Informasi itu disebutkan, direncanakan bangunan tersebut bakal dilanjutkan pekerjaannya dengan sisa anggaran yang mencapai Rp.800 juta pada tahun 2024 ini.
Dari pantauan media ini, beberapa sudut bangunan yang baru beberapa bulan dikerjakan tampak keanehan dan itu menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Hal ini mengindikasikan adanya dugaan kekeliruan dalam pelaksanaan metode kerja oleh kontraktor pelaksana. Tampak jelas beberapa item yang menjadi pekerjaan utama mengalami retak, dan itu ditengara kuat cacat mutu.
Selain plafon bangunan yang jebol pasca digerus hujan bulan Januari silam, tampak juga lantai bangunan sudah mengalami pergeseran dan miring. Kondisi tersebut diperparah dengan retakan memanjang pada tembok bangunan yang mengindikasikan cacat struktur pada pekerjaan utama.
Amblasnya pondasi bangunan pada salah satu sudutnya mengindikasikan tidak berfungsi maksimalnya pondasi cakar ayam, sebuah rekayasa tehnik konstruksi yang dipakai pada tanah lunak.
Hal ini bisa terjadi disebabkan beberapa hal, diantaranya pengurangan volume pembesian, dangkalnya galian cakar ayam serta metode kerja yang keliru.
Selain itu, diduga kuat struktur pondasi yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana kemungkinan tidak memperhatikan struktur tanah yang labil dan lunak, tidak melakukan pengerasan lewat metode penimbunan urugan pilihan atau bahkan pembuatan pondasi yang asal asalan.
Hasil penelusuran di lapangan juga ditemukan pasangan keramik pada lantai bangunan telah terlepas dan retak memanjang, demikian pula struktur bangunan di bawah keramik yang tampak menganga dan terbelah.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu tokoh politik asal Mamuju Tengah, Amalia Aras terkesan enggan berkomentar banyak terhadap kondisi proyek pembangunan perpustakaan di daerahnya.
Mantan Politisi Demokrat yang pernah menjabat ketua DPRD Sulbar pada periode 2014-2019 ini hanya meminta untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada dinas terkait dan kontraktornya.
“Bagus mungkin klo langsungq cari perusahaannya, Dan langsungq wawancara” tulis Amalia Aras melalui Aplikasi WhastApp ke redaksi portalsulawesi.Id.
Amalia Aras bahkan mengingatkan media ini untuk tidak menyangkut pautkan dengan bupati Mamuju Tengah.
“Hati hati menyangkut pautkan bupati Mateng ” ungkapnya, Minggu (24/03/2024) pukul 19.55 WITA melalui chating pribadinya. Hal ini terjadi ketika media ini mencoba menelusuri posisi Amalia Aras selaku anak Bupati Mamuju Tengah, H.M. Aras Tammauni.
Hati hati menyangkut pautkan bupati Mateng ” ungkapnya, Minggu (24/03/2024) pukul .19.55 WITA melalui chating pribadinya. Hal ini terjadi ketika media ini mencoba menelusuri posisi Amalia Aras selaku anak Bupati Mamuju Tengah, H.M. Aras Tammauni.
Amalia Aras juga menolak secara halus untuk memberikan komentarnya terhadap kondisi bangunan perpustakaan kabupaten Mamuju Tengah yang ” miring” dan terancam gagal konstruksi dengan alasan belum dilantik.
” Belum peka dilantik pak, Bulan 9 pi ” elaknya halus.
Bahkan, Ketua Tim Kampanye Daerah ( TkD) Prabowo-Gibran ini pun memilih irit bicara dengan menuliskan pesan singkat ke redaksi . “Saya juga punya hak tuk tdk menjawab 😁🙏🏻🙏🏻 ” kuncinya.
Dari informasi yang dihimpun dilapangan , Kontraktor pelaksana proyek ini diduga kuat berinisial H.A.I , sayangnya hingga berita ini ditayangkan ,Kontraktor yang dimaksud belum bisa dihubungi.***
Pewarta. : Heru