Pelemahan rupiah menjadi momok utama anjloknya bursa saham domestik. Kini, rupiah diperdagangkan melemah 0,37% di pasar spot ke level Rp 14.428/dolar AS. Kenaikan suku bunga acuan sebesar 50bps yang diumumkan Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat (29/6/2018) masih belum juga ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar.
Akibat pelemahan nilai tukar, saham-saham emiten perbankan dilepas oleh investor; sektor jasa keuangan anjlok hingga 1,44%, menjadikannya kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG.
Ketika rupiah melemah, sektor perbankan memang menjadi sangat rentan, seiring dengan naiknya risiko gagal bayar oleh kreditur yang akan berujung pada kenaikan rasio kredit bermasalah/non-performing loan (NPL).
Masih teringat di pikiran kita bagaimana profitabilitas dari emiten-emiten bank BUKU IV terhantam pada tahun 2015 silam, ketika rupiah terdepresiasi hingga melebihi level Rp 14.600/dolar AS.