Palu,Portalsulawesi.Id- Jebolnya pasangan precast lining pada saluran irigasi Gumbasa II yang baru selesai dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Perseroan) dengan menggandeng PT Passokorang selaku Kerjasama Operasional (KSO) telah dilakukan perbaikan, kondisi pasangan precast pengganti terlihat disepanjang lokasi yang jebol akibat banjir yang terjadi beberapa waktu silam.
Hal ini telah dijelaskan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III,Dedi Yudha Lesmana ST,MT melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Dwi Cahyo Romadhony Aristianto ST,MT kepada media ini, Jumat (15/03/2024).
Menurut Kasatker, temuan dilapangan terkait adanya pasangan lining yang rusak pada pekerjaan saluran irigasi Gumbasa BG.Kn.19 telah selesai dikerjakan sejak tanggal 09 Agustus 2023 silam,adapun kerusakan tanggul pada saluran Primer Gumbasa sepanjang 50 meterpada ruas BG.Kn.19 yang terjadi akibat dari meluapnya air di sisi atas saluran saat tejadi hujan lebat disekitar lokasi pada tanggal 26 Februari 2024.
Menurut data Konsultan, air yang mengaliri kaki perbukitan di sisi kanan irigasi mengalami ketinggian debit air hingga mencapai 3,6 meter yang mengakibatkan bidang slidding atau tergelincir . Dampaknya, tanggul kanan saluran primer runtuh dan lining saluran yang terbuat dari beton precast dengan ketebalan 10 cm menjadi rusak. Dalam catatan klarifikasi yang dibuat konsultan dijelaskan pula bahwa tanggul saluran yang mengalami kerusakan merupakan tanah asli (bukan hasil penimbunan) sehingga sangat mudah mengalami kembang-susut, adapun yang terjadi beberapa waktu lalu adalah meningkatnya volume air dari luar yang mendorong geomembrane pada lapisan lining sehingga tidak dapat menahan beban eksternal yang mengakibatkan runtuhnya pasangan beton precast.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, PT Wijaya Karya (perseroan) selaku kontraktor pelaksana telah melakukan pemasangan ulang dinding saluran sepanjang 50 pada ruas BGKn.19 , kontraktor juga melakukan pengerjaan ulang capping beam (balok penutup konstruksi bagian bawah atau balok pengunci) dan pengerjaan kembali sloof pada bagian bawah dinding saluran. Selain itu, upaya preventif juga diterapkan dengan melakukan pengerjaann saluran gendong didekat lokasi tersebut.
Dalam surat tertulis yang diterima redaksi media ini, PT Virama Karya Kso PT.Arya Jasa Konsultan serta PT Ceria Jasa Consultan disebutkan bahwa Proyek rehabilitasi dan rekonstruksi sistem irigasi gumbasa (Bgkn.7-Bgkn,24) Paket II, (Rehabilitastion and Reconstruction of Gumbasa Irrigation System (Bgkn.7-Bgkn,24)(Package II) dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Perseroan) ,KSO PT Passokorang.
Proyek dengan kucuran dana senilai Rp.334.31 Milyar bersumber dari dana pinjaman luar negeri (Loan3793-INO: EARR,ADB) dengan bentang saluran primer 9.933 meter (lebar 6,8 Meter), saluran sekunder sepanjang 11.110 meter serta saluran tersier 33.890 meter. Jaringan irigasi ini diharapkan dapat mengairi sawah masyarakat dengan luasan area 2.695 Ha dan telah diuji coba pengaliran air pada tanggal 23 oktober 2023.
Pekerjaan ini telah selesai dikerjakan oleh Kontraktor pelaksana pada 09 Agustus 2023 silam , tetapi masa pemeliharaan pekerjaan ini selama 365 hari kalender terhitung sejak 30 November 2023 hingga 30 November 2024. Menurut Konsultan pengawas, saat uji coba pengaliran air, semua saluran berfungsi dengan baik untuk mengalirkan air.
“intinya, fungsi saluran irigasi untuk mengaliri air ke petani terpenuhi “ ujar Kasatker irigasi dan Rawa di BWSS III, Dwi Cahyo Romadhony Aristianto ST,MT.
Sementara itu, Hotner Sibarani selaku Konsultan pengawas menyatakan bahwa precast lining itu bukan berfungsi sebagai penahan tanah . “adanya pekerjaan lininh yang rusak akibat tekanantanah/air tanah (contoh:tanggul saluran-lining di BG.Kn.19 yang runtuh sepanjang 50 meter akibat banjir besar tanggal 26-02-2024) tetap akan diperbaiki,karena kontraktor masih bertanggungjawab atas kerusakan selama masa pemeliharaan “beber Hotner kepada redaksi media ini.
Terkait pekerjaan sambungan lining yang tidak saling mengunci, konsultan pengawas menanggapinya sebagai bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan . Menurutnya, kondisi tersebut dapat teratasi dengan melakukan perbaikan ulang .
“ pekerjaan sambungan (deletasi) telah dikerjakan..Precast Lining (double) dijepit diantara Capping beam dan sepatu lining…jadi saat hujan tekanan tanah mendorong lining dan setahu saya telah diperbaiki..bilapun masih ada yang rusak akan segera diperbaiki “ kuncinya mengakhiri wawancara.
Hal yang dijelaskan Konsultan Pengawas dan Kepala Satuan Kerja (kasatker) dari BWSS III tersebut seakan membenarkan jika PT Wijaya karya (Perseroan) dan PT Passokorang selaku Kso telah melakukan pekerjaan yang tidak professional karena diduga kuat tidak sesuai dengan gambar kerja dan kontrak.
Parahnya ,dengan kondisi banyaknya cacat mutu dipekerjaan utama (pemasangan Precast lining ) ,pihak terkait baik Kabalai Wilayah Sungai Sulawesi III dan Kasatker, Pihak penyedia yakni PT Wijaya Karya (Perseroan) dan PT Passokorang selaku KSo serta Konsultan pengawas yakni PT Virama Karya Kso PT Arya Jasa Konsultan; PT Ceria Jasa Consultant bersepakat untuk menandatangani berita acara Serah Terima Sementara Pekerjaan (Provisional Hand Over-PHO).
Patut diduga telah terjadi sebuah konspirasi untuk memuluskan laporan akhir pekerjaan senilai ratusan Milyar rupiah ini agar terlihat selesai tepat waktu , dengan memberikan rekomendasi telah dinyatakan selesai maka otomatis Negara melalui BWSS III mengucurkan 95 persen anggaran yang bersumber dari pinjaman Bank Dunia untuk dibayarkan keperusahaan plat merah tersebut.
Padahal, Pekerjaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini turut diawasi dua Institusi penegak hukum yakni Kejaksaan Tinggi Sulteng dengan Kepolisian Daerah Sulteng. Tetapi ternyata,dua institusi tersebut terkesan hanya dipakai untuk menjadi tameng dari dugaan bobroknya metode kerja perusahaan plat merah di jaringan irigasi Gumbasa II.****
Pewarta : Tim SP2
Editor : Heru