Sigi, portalsulawesi.id – Suasana Duka masih menyelimuti Keluarga Almarhum Sutrisno alias Talido ,lelaki yang sempat menjadi Buronan Kepolisian Sigi karena di Duga Melarikan Diri dari Tahanan bersama ke tiga rekannya.
Kematian Misterius yang menyebabkan meninggalnya Bapak satu Anak tersebut diduga Kuat pihak keluarga Akibat Penganiayaan Berat yang di Derita Korban,Hal ini berdasarkan beberapa Luka Sobek dan Lebam di bagian Tubuh jenazah yang di saksikan Keluarga Korban.
Dari data yang di himpun media ini dilapangan,Almarhum Sutrisno alias Talido alias Ido ditangkap polisi terkait kasus pencurian , Korban sempat dikabarkan Melarikan Diri dari Sel tahanan di Polres Sigi pada Jumad malam ( 24/2).
Menurut Kesaksian Niar,Kakak Korban bahwasanya Pihak Kepolisian beberapa kali menghubunginya untuk memberikan informasi terkait keberadaan Sutrisno alias Ido pasca Melarikan Diri dari Tahanan Kepolisian, bahkan salah seorang Aparat berinisial WD berpangkat Brigadir menjaminkan tidak terjadi Apa apa jika Tersangka Ido menyerahkan Diri.
“ Salah Seorang Polisi menjaminkan kepada kami Keluarga jika Saudara kami Sutrisno Menyerahkan Diri tidak akan di apa apakan,makanya saya dengan keluarga berembuk untuk membujuk Almarhum menyerahkan diri “ Tutur Niar kepada portalsulawesi.id dan DeadlineNews.Com di Rumah Duka.
Masih menurut Niar, Almarhum ditangkap Tanpa Perlawanan di Sebuah Rumah Di Lorong Mutaji,Desa Lolu Kecamatan Biromaru pada Minggu Siang Jam 13.00 (26/2) , Penangkapan Almarhum terjadi setelah aparat kepolisian menguntit Istri Almarhum dengan Adik Almarhum yang berencana bertemu Almarhum Sutrisno Untuk Membujuk Menyerahkan Diri Kepada Polisi.
Kabarnya,Almarhum Sutrisno saat ditangkap kedua Tangannya di ikat dan Matanya ditutup sebelum dibawa mempergunakan sebuah Mobil ,Saksi Niar mengingat Jelas Siapa semua yang terlibat penangkapan Almarhum Sutrisno.
Keluarga Besar Sutrisno alias Talido mendapatkan Kabar Kematian Almarhum dari Kenalan Korban , Mirisnya Mayat Almarhum di tinggalkan di RS.bayangkara tanpa diketahui siapa yang mengantar jenazah , Atas Upaya keluarga Jenazah yang telah Di Otopsi di Rumah sakit Bhayangkara kembali Di Otopsi Ulang di Rumahsakit Torabelo Sigi.
Dari Dokumentasi Foto Jenazah yang dimiliki Keluarga,tampak beberapa Luka Lebam dan Sobek disekujur Tubuh Almarhum Sutrisno, tangan Kiri dan Kaki Kanan patah , ada Dua Luka di betis yang di duga bekas Tembakan,ditambah Jahitan di Ubun Ubun jenazah yang diduga kuat menjadi Penyebab Meninggalnya Sutrisno Alias Lahido tersebut.
Keluarga Korban Berencana membawa kasus Kematian Misterius Sutrisno ini ke Komnas HAM dan Provost Polda Sulteng, semua Bukti dan Saksi dikumpulkan untuk menuntut keadilan akan Tewasnya Bapak Beranak Lima tersebut.
“Kami hanya minta Keadilan,Jika Saudara kami Salah, Hukum dia sesuai Kesalahannya, Jangan Bunuh Dia tanpa Prosedur pengadilan, Kasihan Anaknya yang Menjadi Yatim “ Ungkap Sanak Keluarganya yang Enggan di Publikasikan Namanya.
Kapolres Sigi, AKBP Agung Kurniawan Ketika dikonfirmasi melalui sambungan Telpon belum bisa memberikan keterangan Resmi , Hanya sepintas informasi yang bisa disampaikan menurut Kapolres Tahanan Yang Meninggal Dunia itu akibat berulang kali Mencoba Melarikan Diri Kembali dan Duel dengan Anggota Polri yang bermaksud meringkusnya.
Menanggapi Kejadian tersebut, Lembaga Bantuan Hukum Sulawesi Tengah melalui Direkturnya Ahmar SH mengatakan Fihaknya mengutuk Tindakan Anarkis Penegak Hukum sehingga menyebabkan Hilangnya nyawa manusia, Terkait Status Sutrisno Sebagai “Buronan” Polisi yang melarikan diri dari Tahanan,menurutnya tetap harus mengikuti Proses Hukum secara berkeadilan.
“Ini adalah sebuah Kejahatan Kemanusiaan , Tidak pantas Institusi Negara yang diharapkan jadi Pengayom Masyarakat Justru menjadi sebuah Ajang Eksekusi tanpa Pengadilan, LBH Sulteng Siap Meng Advokasi dan Mendampingi Keluarga Korban Mencari Keadilan “ Papar Ahmar SH .
Reporter : H E R U
Maaf sebelumnya ditujukan kepada penulis, hanya ingin tahu, berapa sebenarnya anak dari sikorban sutrisno alias talido alias ido?
Karena diparagraf kedua bang heru menulis , korban meninggalkan satu orang anak, dan di paragraf berikutnya bang heru menulis, korban meninggal lima orang anak.. Maaf le bang heru supaya kami jelas menerima info … Heheheaaf maaf