Mateng, portalsulawesi.id – Normalisasi Sungai Karama di Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat membutuhkan dana cukup besar Rp.70 Miliar rupiah.
Hal itu terungkap saat ketua tim Komisi V DPR RI Novita wijayanti, melakukan peninjauan lapangan objek Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar di desa tangguh bencana, Desa Pangale Kecamatan Pangale Kabupaten Mateng, Juma’at(19/5/2017).
Menanggapi usulan tersebut, Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI Novita wijayanti akan meneruskan hal itu kepada Kementerian PUPR di Jakarta.
Oleh karenanya Novita juga justru menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mengurangi dampak bencana alam.
Apalagi jika bencana tersebut sifatnya siklus tahunan seperti banjir akibat luapan air sungai, sehingga kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan.
Novita juga mengharapkan semangat masyarakat Desa Pangale dan para relawan Desa Tangguh Bencana agar tidak berputus asa dalam menghadapi bencana alam yang terjadi hampir setiap tahun.
“Bencana alam itu datangnya dari Allah kita tidak bisa menolak, namun sebagai manusia kita diberi akal pikiran untuk digunakan mengantisipasi dan mengurangi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam,” pesan Novita Senator asal Dapil Jateng VIII ini.
Dia juga meyakinkan masyarakat bahwa pihaknya melalui Komisi V DPR akan menyerap aspirasi masyarakat terkait langkah-langkah penanggulangan bencana di wilayah Pangale dan sekitarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Mateng Rahmat Syam mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap wilayah yang beresiko bencana. Luasnya mencapai 30 hektar area persawahan dan kebun sawit yang setahun sekali tersapu banjir.
“Kabupaten Mateng baru berusia 4 tahun sehingga butuh perhatian dari bapak-ibu anggota DPR untuk mendapatkan anggaran yang memadai. Kami pun baru memiliki Bupati,” ungkap Rahmat Syam.
BPBD Kabupaten Mateng salah satu programnya mendidik masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana. Adanya sungai Karama yang sering meluap jika hujan deras perlu segera dinormalisasi sebagai salah satu solusi jangka panjang, pungkas Syam. (*/Wijaya)