Palu,Portalsulawesi.Id – Isu miring seputar penerimaan anggota Polri di Panitia Daerah Polda Sulteng terus bergulir, walaupun terkesan takut bicara,sejumlah sumber mulai buka suara terkait permainan kotor penerimaan Anggota Polri setiap tahunnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sumber eksternal dan internal panitia penerimaan Anggota Polri tahun 2024 ternyata tidak memiliki data base terhadap jumlah peserta yang mengikuti tes untuk menjadi anggota Bhayangkara tersebut. Data terkait jumlah peserta yang TMS ataupun yang masih mengikuti Tes lanjutan hanya dimiliki oleh panitia dari Satker Sumber Daya Manusia ( SDM) Polda Sulteng .
Bahkan, Bidhumas Polda Sulteng sebagai garda terdepan penyampaian Informasi Polda Sulteng tidak memiliki secuilpun data terkait proses rekruitmen Anggota Polri dari tingkatan Tamtama,Bintara hingga Perwira.
” Kami tidak miliki datanya, itu semua kewenangan SDM Polda selaku liding sektor pelaksanaan penerimaan anggota ” jelas Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Sulteng,Kompol Sugeng Lestari ,Kamis (27/06/2024) diruang kerjanya saat ditemui media ini.
Sumber eksternal yang enggan namanya dimediakan juga mengaku tidak memegang data para calon abdi negara ini, mereka hanya diperlihatkan secarik kertas dan bertanda tangan berita acara dalam setiap tahapannya. ” Datanya tidak ada sama kami, semua orang SDM yang pegang, jika kami minta ulang,nanti dicurigai ada apa ” ujar sumber terpercaya kepada media ini.
Yang mengejutkan,pengakuan sumber anonim yang pernah terlibat dalam panitia penerimaan Anggota Polri tahun lalu. Menurut sumber, ada peserta yang lolos sebagai Taruna Akpol yang menderita kelainan genetika berupa Buta Warna dan Mata minus . ” Ada Catar Akpol Tahun kemarin yang matanya minus dan bahkan ada yang buta warna lolos ,karena kabarnya anak dari pejabat pusat dan kolega orang penting di Sulteng , itu bukti kalau aturan yang disosialisasikan hanya sekedar omong kosong ” ujar sumber, Jumat ( 28/06/2024).
Lucunya menurut sumber, Calon Taruna Akpol yang buta warna saat diprotes oleh pemgawas eksternal , panitia internal berdalih lolos lewat kuota Disabilitas.
“Buta warna di logikakan sebagai kuota khusus Disabilitas , aneh dan lucu ” ujar sumber tertawa.
Agus Walahi, seorang penggiat hukum dan Aktivis menanggapi isu miring dugaan permainan kotor seputar Penerimaan Anggota Polri di Sulawesi Tengah. Dirinya meminta Kapolri mengevaluasi kinerja Kapolda Sulteng selaku Penanggungjawab pelaksanaan tugas kepolisian di Sulawesi Tengah
” Kapolda harus evaluasi kinerja panitia Penerimaan, harus ada evaluasi dan rotasi,karena ini sudah akut,sudah terstruktur dan sistematis ” ujar Agus kepada media ini Kamis Malam ( 27/06/2024).
Menurutnya, praktek Impossible Hand (campur tangan orang dalam tak terlihat) adalah celah yang dipakai bermain oknum untuk meluluskan pesanan dan calon mereka ,pastinya dengan imbalan yang telah disepakati sebelumnya, Katanya.
Slogan penerimaan Anggota Polri yakni ‘ BETAH'” yaitu Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis hanyalah pepesan kosong yang membuat para anak daerah yang bermimpi menjadi anggota Polri hidup dalam bayang bayang semu. Semua Kuota telah ada pemiliknya,sudah ada pesanannya.
Pakta integritas yang ditanda tangani dengan Bersumpah atas nama Tuhan hanya lah celah untuk menutupi borok negosiasi antara oknum panitia dengan calo penerimaan Anggota Polri , sebuah fenomena yang terus berulang hingga usia Polri yang ke 78 Tahun.***
Penulis : Heru