Palu,Portalsulawesi.Id – Salah satu Infrastruktur paling terdampak pasca Bencana Gempa bumi,Likuefaksi dan Tsunami pada 28 September 2018 silam adalah bendung Gumbasa, bangunan yang merupakan urat nadi penyediaan air bagi petani dikabupaten Sigi dan kota Palu mengalami kerusakan parah.
Pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan melakukan pembenahan dengan memasukkan Proyek Revitalisasi Bendung Gumbasa sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ada di Sulawesi Tengah.
Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan anggaran kurang lebih 97 miliar tersebut dikerja PT Minarta Dutautama salah satu kontraktor dari Jakarta dan setelah rampung diserahterimakan kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi III di Palu pada 27 September 2023 lalu. Saat diserahterimakan semua kondisi proyek rampung 100 persen dan telah diperiksa dalam kondisi baik.
Setidaknya, ada 9 Desa dikabupaten Sigi yang krisis air pasca bencana selama 5 Tahun lebih akan kembali mengolah lahan pertaniannya, antusias warga petanipun tak terkira atas upaya pemerintah tersebut.
Sesuai data dari PUPR Sigi, jaringan Irigasi Paket III Gumbasa akan mengaliri 4.593 hektar lahan pertanian. Sembilan desa yang dimaksud yakni, mulai desa Lompio, Langaleso, Maranata, Bora, Silue, Sidera, Jonooge, pangale dan kotarindau di Kabupaten Sigi.
‘’Proyek nasional yang menelan biaya miliaran ini juga telah memperbaiki kondisi badan sungai , baik yang di hulu dan hilir bending,’’ ujar Ir. Eko Prasetyo, ST.,MT. selaku Kordinator Proyek Wilayah I PT. Minarta Dutahutama kepada sejumlah media di kota Palu.
Dengan rampungnya pembangunan Bendung Gumbasa kata Eko, tentunya hal ini yang sangat menggembirakan buat para petani, karena di tahun ini juga jaringan irigasi mengalami proses perbaikan, sehingga setelah berfungsinya bendung menjadi suatu jawaban dari pemerintahan saat ini, untuk bisa meningkatkan hasil pertanian yang selama ini menurun dratis karena masalah aliran irigasi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Masih menurut Eko, proyek strategis nasional dan juga bagian dari pembangunan infrastruktur pasca bencana gempa palu, maka ketika proyek ini selesai dibangun dan diserahterimakan kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi III di Palu sebagai pemilik pekerjaan, selanjutnya tinggal menunggu proses pengairan ke masing-masing lahan pertanian.
Sesuai pantauan lapangan bahwa, Bendung yang rusak diakibatkan gempa telah bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Kawasan bendung yang selama ini tidak terawat, dan ditumbuhi tanaman tanaman liar telah berubah menjadi jauh lebih baik.
Saat ini kawasan bendung dilengkapi dengan workshop dimana keberadaan alat berat dari BWS Sulawesi III bisa ditempatkan menjadi satu sehingga perawatan dan juga jika dibutuhkan akan lebih cepat dalam proses tanggap bencana menjadi lebih efisien secara waktu.
Bukan hanya itu, kawasan bendung tambah Direktur PT Minarta Dutahutama, Ir Usman Lameko juga dibangun pusat kegiatan lainnya seperti, sarana hiburan ada playground atau taman bermain, sarana olahraga (gate ball), ruang terbuka hijau, dan auditorium yang bisa menampung kurang lebih 300 orang.
‘’Para petani termasuk penyuluh bisa memanfaatkan aula ini untuk acara-acara para petani pengguna air irigasi dan penggiat pertanian lainnya,’’ ungkap Usman seraya mengucapkan terimakasih kepada seluruh rekan kerja, para supplier, vendor penyedia, teman-teman media, dan masyarakat Kabupaten Sigi sekitarnya atas kerjasama dan bantuan menuntaskan pekerjaan di Proyek Rehabiltasi D.I Gumbasa Kabupaten Sigi.
Atas kepercayaan membangun Proyek Strategis Nasional yang diberi nama proyek Rehabilitasi Bendung D.I Gumbasa Kabupaten Sigi, di Sulawesi Tengah hingga rampung, selaku penanggungjawab PT. Minarta Dutahutama, baik Eko dan Usman juga memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR dan jajaran nya, mulai Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, Asia Deveploment Bank (ADB) atas berbagai dukungan hingga pekerjaan tuntas. (***)
Pewarta : Aditya