Palu,Portalsulawesi.id- Sejak adanya selentingan bahwa Rusdy Mastura ,Gubernur Sulawesi Tengah yang nota bene kader Partai Nasdem telah berpindah hati kepartai lain , jagat medsos di Sulawesi Tengah ramai dengan prediksi dan gunjingan Politik.
Dua hari belakangan ini malah beredar luas di sosial media platform facebook dan Instagram (IG) anasir orchestra dengan narasi ‘’Kalau Tidak Bisa Terima Kasih Setidaknya Jangan Fitnah Kami’’ .
Melalui siaran persnya, H. Rusdy Mastura dan Dr Hj Vera Rompas S.sos MSi mengatakan bahwa apa yang beliau sampaikan kepada salah satu media itu merupakan Ungkapan kekecewaan pada partai, adalah kontemplasinya atas kinerja internal partai selama ini.
Gubernur menyebut, partai politik adalah instrumen publik, tidak boleh dikritik dari dalam dan dari luar. Gubernur merespon positif pernyataan balik Sekretaris DPW Partai NasDem Sulteng terkait kritikan berupa kekecewaannya.
‘’Biasa itu dialektika. Ada perbedaan persepsi, narasi atas apa yang dirasakan kader pada partainya,’’ tegas gubernur.
Gubernur secara pribadi meminta maaf pada segenap kader Partai NasDem bila kekecewaanya atas kinerja partai. Tetapi, Gubernur mempertanyakan hal ikhwal apa yang difitnahkan.
Menurutnya, kekecewaan itu adalah ungkapan perasaan, wajar setiap orang memiliki. Ada yang berani diungkapkan, ada yang tidak berani ungkapkan.
‘’Partai modern mesti siap dikritik dari dalam dan dari luar. Bahkan oleh kadernya sendiri. Itu proses pendewasaan berpolitik modern. Tidak boleh dilarang itu perasaan saya yang kecewa. Saya berani bicara. Ada juga yang tidak berani silahkan,’’ tandas gubernur.
Gubernur juga mengatakan apabila dirinya akan mundur dari Partai NasDem, pasti akan berpamitan dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem Bapak Surya Paloh.
Karena, sebagai politisi dan jabatan saat ini, tidak elok dirinya belum secara resmi mengirim surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Dewan Pertimbangan DPW Partai NasDem Sulteng telah telah diopinikan dengan narasi kalau tidak bisa berterima kasih setidaknya jangan fitnah kami secara serempak, terokestrasi di sejumlah laman facebook yang notabene adalah kawan – kawan kader Partai NasDem sendiri.
‘’SK saya ditandatangan DPP. Saya mesti pamit dengan Pak Surya Paloh. Saya tau etika, tau adat. Saya kenal bang Surya Paloh. Saya pernah bertemu beberapa kali. Jangan ajari saya adat, saya orang Kaili memahami adat istiadat. Kalian boleh hina saya ! tapi saya ingatkan jangan ada orang yang marah atas sikap anda itu,’’ ujar gubernur berkali-kali dan meminta pernyataannya dipertegas.
Signal “Sayonara ” atau selamat tinggal untuk Partai Nasdem tampak menguat dari statment orang nomor satu di propinsi Sulawesi Tengah ini.
Senada dengan Cudy,sapaan akrab Gubernur Sulteng , sang istri yakni Vera Rompas memilih mengundurkan diri dari semua jabatan dan keterlibatan dirinya dengan partai yang didirikan Surya Paloh tersebut. Pengunduran diri istri Gubernur ini akibat narasi-narasi diumbar di sosial media terkait suaminya.
Menurut Vera, sebagai ibu dari anak-anak dan istri, dirinya sangat malu bila suaminya yang ia kenal tidak sebagaimana dituduhkan di ruang – ruang sosial media publik.
‘’Soal Kak Cudi tidak mundur itu sikap pribadinya. Kalau saya sudah membuat surat resmi, dari Jakarta nanti saya antar sendiri. Sebenarnya saya tidak menyukai hal begini, tapi ini sudah keterlaluan suami saya dituduh memfitnah. Fitnah apa?’’ ungkapnya menahan tangis.
Politisi wanita yang merupakan anggota,kader yang juga menjabat Ketua DPD Partai NasDem Kota Palu ini menyatakan kekecewaanya saat membaca cuitan kader NasDem yang bahkan menulis ‘semoga husnul khotimah Kak Cudi’.***
Pewarta : Heru