Donggala,Portalsulawesi.id – Pemkab Donggala melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala untuk pertama kalinya mengadakan Festival Temu Lempeng 2025 di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang kabupaten donggala pada Juli mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Donggala, Muhammad kepada media ini, direncanakan kegiatan Festival Temu Lempeng akan menjadi ajang untuk memperkenalkan keunikan kekayaan alam, kebudayaan, dan kekhasan geologi yang ada di desa Siweli yang selama ini belum terekspose.
“Bahwa Desa tersebut dilewati garis Khatulistiwa serta terdapat lempeng besar dunia dan garis Wallacea, festival ini akan menyoroti potensi luar biasa desa Siweli yang selama ini belum banyak dikenal publik, baik di level lokal, nasional, maupun internasional ” Beber Muhammad.
Menurut Muhammad, festival Temu Lempeng ini bakal dikemas agar dapat memperlihatkan kepada masyarakat yang ada sulawesi , nasional ,hingga dunia bahwa Siweli punya keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain, pasalnya desa tersebut dilewati garis Khatulistiwa, dan di bawah permukaannya dilewati oleh sesar lempeng besar dunia dan garis Wallacea ,” ujarnya kamis (08/05/25).
“Selain menampilkan pertunjukan seni dan budaya khas Donggala, festival Temu Lempeng 2025 juga akan menghadirkan seminar nasional yang melibatkan para peneliti, akademisi, pecinta flora-fauna, serta penggiat pariwisata ” Jelas Muhammad.
“Karena Desa Siweli dan sekitarnya masih menyimpan banyak flora dan fauna yang unik karena berada di garis khatulistiwa dan garis Wallacea itu,sehingga kami bersama dengan masyarakat, para peneliti membuat satu seminar nasional dan dikaitkan dengan kegiatan festival,” jelasnya.
Direncanakan bahwa dalam festival ini tidak berfokus hanya pada alam dan ilmu pengetahuan saja tetapi festival ini juga di jadi ajang pelestarian dan penggalian sejarah lokal di Wilayah Balaesang dan Balaesang Tanjung karena masih menyimpan banyak narasi sejarah yang belum terekspos.
Dengan gelaran festival ini nantinya, Muhammad berharap dapat membuka mata masyarakat akan kekayaan narasi masa lalu Donggala khususnya desa Siweli yang layak diangkat ke permukaan.
“Selain seminar kita akan dimanjakan dengan pertunjukan seni budaya, bercerita tentang sejarah, sekedar informasi bahwa Balaesang dan Balaesang Tanjung ini banyak menyimpan cerita sejarah dan kebudayaan yang belum sempat muncul kepermukaan.
Gagasan Festival Temu Lempeng 2025 ini merupakan implementasi program program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Donggala, khususnya dibidang Pariwisata dengan mendorong sektor pariwisata berbasis digital dan berkelanjutan.
“Untuk menggaungkan Donggala kota wisata,bisa didatangi oleh para pelancong, peneliti, maupun investor untuk mengembangkan pariwisata ke depan. Ibu Bupati menginginkan pariwisata kita di promosikan melalui digitalisasi”, Tutupnya. (***)
Pewarta:Basrudin