Palu,Portalsulawesi.Id – Nyaris hampir setiap akhir bulan Desember, masyarakat dunia merayakan pisah tahun dengan berbagai cara. Ada yang bersama keluarga berlibur, ada yang memilih mengunjungi objek wisata sambil berkemping ria, ada juga yang memilih dirumah sembari melewati detik detik perpisahan tahun dengan sanak keluarga.
Dikota Palu, jelang pisah tahun tampak marak para pedagang petasan dan kembang api menawarkan dagangannya. Berbagai jenis kembang api dan petasan terjejer rapi dipusat pusat perbelanjaan , harganya pun bervariatif dan terjangkau.
Salah satu pedagang petasan yang ditemui redaksi disekitar pasar Inpres Manonda Palu mengatakan bahwa setiap jelang tahun baru omzet yang didapatkan meningkat, tradisi warga untuk merayakan tahun baru dengan bakar petasan dan kembang api menjadi salah satu faktor pemicu.
” Tingginya keinginan warga untuk merayakan pelepasan akhir tahun dengan petasan dan kembang api setiap tahunnya berdampak positif bagi penjualan dagangan kami ” ujar Ismail ( 55) ,Sabtu (30/12/2023).
Pria paruh baya yang menjajakan petasan dan kembang api di seputaran pasar Inpres Manonda ini juga menyampaikan rasa khawatirnya terkait adanya isu razia petasan dan kembang api yang kerap berhembus diantara sesama pedagang.
” Kita juga sedikit waspada,biasanya tiba tiba ada razia petasan dan kembang api ” ujarnya pelan.
Kondisi yang sama juga dialami Jamal (34) warga Masomba yang menjajakan petasan dan kembang api dijalan Emil Saelan Tatura, dirinya mengakui meraup keuntungan lebih jelang perayaan tahun Baru. ” Biasanya mencapai satu hingga dua juta rupiah permalam, apalagi dimalam tanggal 31 puncaknya ” akunya.
Yang menarik,selain petasan dan kembang api, ada salah satu benda yang juga penjualannya naik drrastis jelang perayaan perpisahan tahun. Benda yang dimaksud adalah Kondom, alat kontrasepsi yang dijual bebas diapotik dan gerai swalayan.
Penelusuran media ini mendapatkan informasi mengejutkan dimana penjualan alat kontrasepsi jenis kondom laris manis terjual umumnya dibeli oleh kaum muda bahkan pelajar, hal ini tentu memicu rasa keprihatinan kita.
” Banyak pembeli alat kontrasepsi jenis kondom adalah kaum muda yang pergi berlibur dengan pasangannya ,biasanya mereka pergi piknik dengan berkemah,karena saat singgah belanja terlihat membawa perlengkapan berkemah ” ungkap salah satu kasir di salah satu gerai swalayan yang enggan dimediakan namanya.
Laris manis alat kontrasepsi jenis Kondom ini juga diakui sebagian pedagang obat , barang dagangan mereka laku jelang tahun Baru.
” Biasanya Kondom sama suplemen semisal kopi kuat , laris manis ” ujar Iwan,pedagang obat keliling sambil tersenyum.
Hal ini juga diakui Sapto, pemilik toko obat yang berada dijalur jalan Nasional Palu- Donggala. Kepada media ini ,dirinya merasa miris dengan kecendrungan prilaku menyimpang itu . Untuk itulah,dirinya memilih tidak melayani penjualan alat kontrasepsi jenis kondom selama akhir tahun.
” Saya memilih untuk tidak menjual alat kontrasepsi jenis kondom kepada siapa saja selama akhir tahun, saya miris melihat kebiasaan ini, merusak anak bangsa” ungkapnya prihatin.
Tidak dipungkiri, adanya kebiasaan merayakan pesta akhir tahun memiliki dampak negatif terhadap kaum muda,khususnya kaum muda yang menjalani kehidupan bebas tanpa pengawasan orang tua. Olehnya, merayakan perpisahan tahun dengan hal hal yang positif merupakan sebuah pilihan yang baik dalam menyusun rencana kehidupan ditahun mendatang.***
Pewarta : Heru