Tekor Jatah Beras CPP Ala Transporter Bulog di Palu , Siapa Bertanggung Jawab?

Kepala Wilayah Perum Bulog Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Heriswan (kanan) dan Foto beras kemasan yang beratnya susut 2 Kg dari 10 Kg semestinya yang diterima penerima manfaat (Foto: Portalsulawesi)

Bagikan Berita ini :

Palu,Portalsulawesi.Id- Sejumlah penerima Bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Triwulan ke II Tahun 2024 dikelurahan Ujuna protes,pasalnya beras yang mereka terima dalam kemasan yang diterimanya susut hingga dua kilogram. Beras bantuan pangan yang menjadi hak masyarakat yang semestinya diterima dengan takaran 10 Kg ,menyusut hingga dua kilogram dari takaran semestinya seperti yang tertera dalam kemasan milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tengah tersebut.

Kepala Wilayah Perum Bulog Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Heriswan langsung turun lapangan pasca kasus ini mencuat, Kamis (30/05/2024). Dikantor kelurahan Ujuna, orang nomor satu di perusahaan Negara yang mengurusi pangan ini langsung melakukan evaluasi dan penelusuran sumber kebocoran takaran beras yang dialami warga penerima manfaat tersebut.

“Kami sangat serius dalam menangani masalah ini. Oleh karena itu, kami kedepannya akan bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk memastikan setiap transporter mematuhi standar dan aturan yang berlaku,” ujarnya kepada sejumlah awak media di Kantor Kelurahan Ujuna Kamis,(30/5/2024).

Ditemui dikantornya, Mantan Wakil Kabulog Sulselbar ini menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap kinerja tim penyalur bantuan beras cadangan pangan di wilayah kerjanya. “ dengan kejadian ini, saya langsung mengevaluasi semua proses penyaluran beras cadangan pangan ini mulai dari pengepakan digudang kami hingga ke titik distribusi “ ujar Heriswan kepada media ini , Jumat (31/05/2024).

Heriswan mengakui bahwa dugaan penyusutan jatah beras dalam kemasan yang diperuntukan bagi warga lewat program Beras Bantuan Cadangan Pangan Pemerintah ini terjadi di tahapan penyaluran yang dilakukan oleh transporter . Uniknya, Transporter yang dipercayakan mengangkut beras kemasan dari gudang pengepakan Perum Bulog adalah  transporter anak perusahan milik Bulog.

“ transporternya adalah PT Jasa Prima Logistik Bulog, itu satu dari tiga Transporter yang menjadi mitra Bulog secara nasional “ jelas Kabulog Wilayah Sulteng ini.

Tiga Transporter yang melayani distribusi Beras Bantuan  Cadangan Pangan Pemerintah secara nasional yakni PT POS Indonesia, PT YAT (Yasa Artha Trimanunggal) serta PT JPLB (Jasa Prima Logistik Bulog).

Dijelaskan pula, untuk perluan distribusi beras ke titik bagi dikelurahan, pihak Bulog mempergunakan 10 armada angkut berupa mobil truck. “ beras yang dikemas dalam kemasan 10 Kg itu adalah beras LN (luar negeri) yang diterima Perum Bulog, dari importir kami menerima dalam kemasan 50 Kg dan kami lakukan pengepakan kembali digudang Bulog dengan berat 10 Kg perkemasan sebelum di distribusikan “ urainya.

Masih menurut Heriswan, selain untuk keperluan beras cadangan pangan, beras impor tersebut diperuntukan pula untuk kegiatan operasi pasar dan pasar murah.

“beras LN itu yang dikemas selain untuk dibagi  ke kelurahan ,juga diperuntukan bagi kegiatan operasi pasar dan pasar murah “ ungkapnya.

Dari data yang dimiliki Perum Bulog Wilayah Sulawesi Tengah, tercatat ada 251.416 Kepala Keluarga yang memiliki hak mendapatkan pasokan beras cadangan pangan ini, sehingga jika ditotalkan dibutuhkan 2.514.160 Kg beras perbulannya.

Untuk beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang bahan berasnya bersumber dari luar negeri, Perum Bulog mematok Harga Eceran tertinggi Rp.12.500/Kgnya.  “untuk beras SPHP ,HETnya pada kisaran Rp.12.500,sedangkan untuk beras komersil kami menjual dengan harga Rp.13.900/Kg “ ujarnya.

Sementara itu, penanggung jawab Transporter ,Toto Triono mengakui bahwa susutnya beras dalam kemasan yang terjadi dikelurahan Ujuna telah diselidiki pihaknya dan telah menemukan sumber permasalahannya. “sudah kami telusuri,kami sudah dapatkan titik permasalahannya, dan yang bersangkutan sudah mengaku dan siap bertanggung jawab “ ujarnya dihadapan Kabulog dan Manager Bisnis ,Halim serta Edi selaku Manager SCPP.

Untuk langkah antisipatif, Hesriwan menghimbau kepada penerima manfaat untuk jangan segan melaporkan kekurangan beras dalam kemasan yang diterimanya. Pihaknya senantiasa akan membuka diri untuk menerima pengaduan serta akan melakukan penggantian jika benar isi beras dalam kemasan tersebut berkurang.

“Kami juga berterima kasih kepada kawan kawan media atas laporannya tentang kejadian ini. Saya juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan indikasi kecurangan dalam distribusi beras di kelurahannya masing-masing,kami akan langsung mengganti jika benar ada kekurangan ” katanya mengakhiri wawancara.

Seperti diketahui, Bantuan Pangan Beras adalah program pemerintah berupa penyaluran beras yang bersumber dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. Program ini merupakan salah satu pemanfaatan CBP sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah.

Untuk Kota Palu, data penerima bantuan pangan CBP tahun 2024, pagu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau PBP mencapai 21.733, Kuantum 1 Bulan Alokasi (Kg) mencapai 217.330 Kg. Untuk kuantum 3 Bulan Alokasi April-Juni 2024 mencapai 651.990 Kg.

Kota Palu terdiri dari 8 Kecamatan dan 46 Kelurahan dengan luas wilayah 395,06 km² dan jumlah penduduk sebesar 363.867 jiwa dengan sebaran penduduk 921 jiwa/km².***

Pewarta : Heru

Bagikan Berita ini :
Exit mobile version