Palu.Portalsulawesi.Id- luapan air bercampur lumpur di sekitar pemukiman warga kelurahan Birobuli Selatan khususnya yang bermukim di sepanjang saluran irigasi tanggul selatan terjadi hampir di setiap musim penghujan, hal ini menjadi keluhan warga sekitar.
Saat ini, upaya pengerukkan sedimentasi pada jaringan irigasi tanggul selatan kota palu sementara di lakukan pemerintah propinsi melalui Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Propinsi Sulawesi Tengah.
Hal ini di benarkan oleh Setya Wicana, Sp. ST. MT selaku Kasi Pengembangan Irigasi dan Rawa pada Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Dinas Cikasda) Propinsi Sulawesi Tengah saat di temui Portalsulawesi di ruanganya pada selasa (26/8/2020).
Menurut Satya,pada prinsipnya pihaknya hanya membantu Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III, di karenakan tanggung jawab pemeliharaan aset jaringan irigasi di tangul selatan Kota Palu masih menjadi kewenangan BWSS III.
“Kami di dinas sifatnya hanya melaksanakan tugas perbantuan yang di berikan oleh Menteri PUPR melalui Direktorat Sumber Daya Air ,karena kewenangan sesungguhnya ada di BWSS III ” Ujar Satya.
Penanganan Banjir di sekitar jaringan irigasi Tanggul Selatan Kota Palu sejak dua bulan belakangan ini ditangani secara ” Keroyokan” oleh beberapa Instansi Berwenang yang melibatkan Dinas PU Kota Palu, BWSS III dan Cikasda Propinsi Sulteng dibantu olrh LPM di dua Kecamatan yakni LPM Birobuli Selatan dan LPM Birobuli Utara.
“Alat Berat dan Truck angkut milik Balai ,Kami hanya siapkan Anggaran untuk BBM dan insentif Operator alat berat ” jelasnya.
Diakuinya,anggaran pemeliharaan untuk pengerukan sendimentasi dan penanganan banjir di saluran tanggul selatan sebenarnya nihil, hal ini disebabkan asas manfaat irigasi ditanggul Selatan sejak lama tidak sesuai lagi peruntukkannya.
” sejak wilayah tersebut beralih dari persawahan menjadi kawasan pemukiman ,secara otomatis anggaran pemeliharaan tanggul dihapuskan dari RKA Dinas, dengan pertimbangan tidak ada lagi persawahan di sepanjang jaringan irigasi tersebut ” katanya.
“Kami hanya punya anggaran untuk pembelian solar dan gaji operator alat berat untuk mengeruk alur irigasi disana, itupun sangat kecil sekitar Rp.25 juta ” jelasnya.
Satya juga menjelaskan bahwa Penumpukan sendimentasi Material lumpur dan pasir disekitar tanggul selatan juga disebabkan alur sungai yang seharusnya dipelihara justru ditimbun dan dijadikan pemukiman,sehingga disaat musim penghujan akan terjadi banjir .
Hal ini diperparah dengan tidak adanya kesadaran warga sekitar terhadap penempatan sampah rumah tangga, buang sampah didalam jaringan irigasi menjadi salah satu faktor utama terjadi mampet disaluran pengurai pada tanggul selatan.
Untuk mencegah terjadinya luapan banjir lumpur serupa, masyarakat sekitar tanggul selatan hingga tanggul utara Kelurahan Birobuli Selatan di himbau untuk tidak membuang sampah dalam jaringan irigasi.
Selain itu pihak Cikasda akan mengoptimalkan kembali kantong pasir pada alur sungai Ngia yang sudah penuh dengan pasir akibat luapan air yang menjadi penyebab banjir di Tanggul Selatan tersebut.
I Made Karinami, Ibu rumah tangga yang tinggal disekitar bantaran Tanggul Selaran mengatakan bahwa luapan air di sertai dengan lumpur itu yang terjadi di irigasi tanggul selatan itu sering di alaminya pada setiap musim penghujan.
Sebagai warga yang terdampak langsung saat irigasi tersebut meluap,dirinya berharap agar pemerintah yang berwewenag bisa secepatnya mencari jalan keluar untuk masyarakat yang ada di sekitaran irigasi tanggul selatan agar tidak dihantui rasa cemas apa bila datang musim penghujan.
” semoga lekas ditangani dan bisa teratasi untuk jangka panjang ” harapnya.
Harapan yang sama diutarakan Daeng Bahar , dirinya berharap penanganan sendimentasi pada jaringan irigasi tanggul selatan kota Palu dapat meminimalisir luapan air yang sewaktu waktu masuk ke pemukiman warga akibat pendangkalan alur irigasi.
“Kasihan kami warga,sering kebanjiran kala musim hujan tiba,semoga maksimal ditangani pemerintah pak” harapnya.***
Pewarta : Moh.Refoldi/ Arie /Yoel
Editor : Redaksi